Senin, 02 September 2019

Semburan asap knalpot kendaraan bermotor menyumbang sebagian besar polusi udara di berbagai kota. Tak hanya bikin mata perih, zat-zat polutan yang terkumpul di udara juga bisa membuat kita langsung batuk-batuk, bahkan sesak napas.

Kondisi tersebut menjadi salah satu tanda bahwa polusi udara semakin membahayakan kesehatan. Lantas, adakah cara lainnya untuk mengetahui bahwa polusi udara sudah semakin buruk? Berikut ulasan lengkapnya.

Tanda-tanda polusi udara semakin berbahaya bagi kesehatan

1. Langit tampak buram 
Coba tengok ke atas dan perhatikan kondisi udara atau langit-langit di sekitar Anda. Apakah udaranya tampak bersih dan jernih atau justru kotor dan pekat? Jika langit tampak berkabut dan keabu-abuan, maka hal ini jadi salah satu tanda polusi udara mulai meningkat.

Udara yang tampak lebih pekat dipengaruhi oleh Particulate Matter atau PM2.5. PM2.5 adalah partikel udara berukuran kecil yang turut memengaruhi kualitas udara. Batas aman tahunan PM2.5 adalah 10 µg/m3 dan batas aman hariannya 25 µg/m3.

Semakin besar angka PM2.5, maka partikelnya bisa membuat udara semakin pekat dan buram. Tentu saja, bahayanya bagi kesehatan juga akan semakin besar.

2. Jarak pandang terbatas
Kualitas udara yang buruk bagi kesehatan juga bisa dilihat dari seberapa baik kemampuan Anda saat melihat ke sekitar.

Coba perhatikan kondisi udara di sekitar saat berangkat ke kantor atau lihat situasi langit-langit kota dari kaca gedung tinggi. Jika Anda merasa sulit melihat ke sekitar karena terhalang kabut asap, maka ini pertanda bahwa udara di sekitar Anda tak lagi sehat.

Angka PM2.5 yang tinggi merupakan salah satu faktor yang membuat jarak pandang manusia terbatas karena tertutup kabut asap. Partikel PM2.5 dapat berasal dari asap kendaraan bermotor, rokok, hingga cerobong asap pabrik. Kumpulan asap-asap inilah yang membuat udara semakin hitam pekat dan membatasi jarak pandang manusia.

3. Sering batuk dan meriang
Tak hanya dari kondisi fisik udara saja, tanda polusi udara yang berbahaya juga bisa dirasakan sendiri oleh tubuh. Biasanya, zat-zat polutan dapat menurunkan sistem imun tubuh dan membuat Anda gampang sakit. 

Ketika terpapar polusi, Anda mungkin akan reflek batuk-batuk dan segera menutup hidung dan mulut dengan masker. Hal ini justru menjadi pertanda baik, sebab artinya tubuh sedang memberi tahu Anda bahwa ada zat asing yang mulai 'menggelitik' dan mengiritasi saluran pernapasan Anda. Kemudian, tubuh akan memberikan respon alami berupa batuk untuk mengeluarkan zat-zat asing tadi.

Sakit kepala, nyeri otot, dan 'meriang' juga bisa terjadi ketika Anda keseringan menghirup polusi. Ketika ini terjadi, biasanya pertanda bahwa zat racun polusi sudah masuk lebih jauh dan memengaruhi aliran darah.

4. Muncul gejala sesak napas hingga asma
Kadar ozon yang tinggi dapat mengiritasi sistem pernapasan Anda secara lebih dalam. Bukan lagi sekadar menyebabkan batuk, partikel ozon dapat menurunkan fungsi paru-paru dan bahkan memicu sesak napas hingga serangan asma.

Tak butuh waktu lama, kondisi ini bisa terjadi beberapa jam setelah Anda terkena kabut asap. Semakin cepat gejalanya muncul, artinya semakin parah pula polusi udara di sekitar Anda. Hal ini bisa memicu infeksi saluran pernapasan serius, penyakit jantung, hingga kanker paru-paru.

5. Nilai AQI dan PM2.5 meningkat
Cara tercepat untuk mengetahui apakah udara di sekitar Anda berbahaya atau tidak, Anda bisa memantau nilai AQI dan PM2.5 setiap hari.

Air Quality Index atau AQI adalah indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan polusi udara di sebuah kota. Semakin tinggi angka AQI, maka semakin parah pula tingkat polusi udara di sekitar Anda.

Menurut aplikasi AirVisual, suatu kota dinilai memiliki udara yang buruk jika angka AQI-nya mencapai 201-300. Kondisi ini perlu diwaspadai karena efek polusi tak lagi sekadar bikin batuk atau sesak napas, tapi bisa memicu penyakit paru-paru hingga kanker.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Artikel Kesehatan - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -