Recent Blog post

Archive for September 2019

Setiap orang tua pasti susah kalau melihat anaknya terbatuk-batuk, apalagi kalau ia juga sulit tidur akibat penyakit ini. Berbagai upayapun pasti segera dilakukan untuk membuat si kecil tetap nyaman dan cepat sembuh. Masalahnya sekarang, obat batuk khusus anak yang dijual di apotek kadang masih memiliki efek samping.

Pihak FDA dan American Academy of Pediatrics bahkan mengklaim kalau obat batuk anak yang dijual di toko obat tidak diperbolehkan untuk anak yang usianya di bawah 6 tahun. Oleh karenanya, beberapa orang tua kemudian lebih memilih bahan herbal alami untuk mengobati buah hatinya.

Mengapa madu terpilih sebagai obat batuk?
Salah satu bahan herbal yang sering dipakai sebagai obat batuk anak adalah madu. Hal ini memang masuk akal, mengingat madu memiliki beragam manfaat penting untuk tubuh seperti:

  • Antiradang
  • Antibakteri
  • Antijamur
  • Sumber antioksidan
  • Disinfektan alami
  • Mendongkrak sistem imun tubuh
  • Baik untuk pencernaan karena mengandung prebiotik
  • Membuat tidur lebih nyenyak
  • Pendongkrak energi
  • Sumber fitokimia yang penting untuk kesehatan tubuh keseluruhan

Namun benarkah madu efektif atasi batuk anak, dan apakah bahan ini 100% aman?

Amankah madu sebagai obat batuk anak?
Walau madu tampak tak berbahaya, namun penggunaannya pada anak-anak ternyata tidak seaman yang dibayangkan. Memang tak masalah memberikan madu sebagai obat batuk pada buah hati, namun aturan ini tidak berlaku untuk anak yang usianya masih di bawah 1 tahun.

Bayi yang usianya di bawah 1 tahun bisa sakit akibat madu karena kandungan mikroorganisme yang ada dalam bahan herbal ini. Bayi seumuran ini juga berisiko tersedak karena kemampuan menelannya belum sempurna, dan mencerna madu masih sulit untuk mereka.

Memberikan madu pada bayi yang umurnya kurang dari 1 tahun bisa memicu keracunan. Sedangkan pada anak yang usianya lebih tua, madu terkadang bisa menimbulkan reaksi alergi, hal ini hanya terjadi pada anak yang memang alergiterhadap serbuk sari atau pollen.

Jadi, secara umum madu aman digunakan untuk anak-anak yang berusia di atas satu tahun. Meskipun begitu, sebagai langkah paling aman dan bijak, tidak ada salahnya berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter, sebelum memberikan madu pada anak. Terutama kalau si kecil sedang menjalani pengobatan tertentu.

Bagaimana cara kerja madu dalam menyembuhkan batuk?
Sudah sejak lama, madu dipercaya untuk merawat infeksi saluran pernafasan atas. Hasil berbagai studi menyatakan kalau madu dapat meredakan batuk lebih efektif dibanding obat batuk sirup yang dijual di toko obat.

Madu bekerja dengan cara melapisi membran mukosa yang meradang dan menenangkan bagian belakang tenggorokan. Sedangkan rasa manisnya mampu mengurangi dahak sehingga keinginan batuk juga mereda.

Anak yang kesulitan tidur karena sakit batuk juga bisa terbantu dengan madu. Menurut hasil studi dari Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, bunda tinggal memberikan 1 dosis madu 30 menit sebelum jam tidur agar ia tidak batuk saat tidur dan bisa terlelap dengan lebih nyenyak.

Baru-baru ini para ilmuwan dari Israel menemukan kalau beberapa jenis madu mengandung antioksidan berbeda seperti vitamin C. Di samping dapat menguatkan sistem imun tubuh, sifat antimikrobanya juga efektif untuk melawan virus dan bakteri penyebab ketidaknyamanan serta iritasi. Madu yang kaya beragam antioksidan terbukti ampuh membantu melawan infeksi saluran pernafasan atas.

Pastikan Memilih Madu yang Asli
Cara menguji apakah madu itu asli atau palsu, murni atau tidak adalah dengan menuangkan sedikit ke dalam segelas air. Jika palsu, maka madu itu mudah larut dalam air. Madu yang asli agak sulit untuk bercampur dengan air.

Alternatif lain adalah dengan mencolek sedikit madu menggunakan kain katun, lalu membakarnya. Madu asli akan terbakar dengan mudah, sedangkan yang campuran takkan terbakar sepenuhnya karena mengandung air.

Dosis madu sebagai obat batuk anak
Walau madu tak menimbulkan efek samping, tapi dosisnya tetap harus disesuaikan dengan umur dan ukuran tubuh si kecil. Salah satu cara paling aman dan mudah untuk memberikan madu pada anak adalah dengan mencampurkannya dengan secangkir air hangat agar bahan herbal ini lebih mudah dicerna.

Dosis madu yang disarankan berdasarkan usia adalah sebagai berikut:

  • Balita 1-5 tahun: ½ sdt
  • Anak 6-11 tahun: 1 sdt
  • Anak 12 tahun ke atas: 2 sdt

Panduan lainnya adalah dengan memberikan ½ sdt madu per 11kg dari berat badan anak, sebanyak 4-5 kali sehari. Bila batuknya tergolong parah, hindari memberikan madu selagi anak sedang batuk. Tunggu hingga batuknya reda, lalu bantu mereka minum madu.

Anda juga perlu tahu Obat Batuk Tradisional yang Terbukti Ampuh

Cara menggunakan madu sebagai obat batuk anak
Ada beberapa cara menggunakan madu sebagai obat batuk anak sebagai berikut:

1. Madu saja
Satu sdt madu sebelum tidur bisa membantu mencegah anak batuk saat tidur serta meningkatkan kualitas tidurnya. Bunda juga perlu memastikan buah hati menyikat giginya setelah minum madu.

2. Madu dan air hangat
Kalau anak sudah bisa menelan dengan baik, tak mengapa kalau bunda langsung memberikan madunya saja. Tapi untuk anak yang belum bisa menelan, berikan yang sudah diencerkan ke dalam segelas air hangat.

Madu yang dicampur dengan air hangat bisa diminum atau dipakai sebagai obat kumur. Bunda juga bisa menambahkan perasan lemon ke dalamnya. Baik ditelan maupun dikumur, air madu bisa menenangkan tenggorokan.

3. Madu dan jahe
Ambil 1 sdt bubuk jahe, lalu campur dengan madu, berikan sebagai obat batuk. Karena jahe juga bisa merawat infeksi saluran pernafasan, maka kombinasi kedua bahan ini efektif atasi batuk dan demam.

Alternatif lain adalah dengan mencampurkan ekstrak jahe dan madu (perbandingan sama). Bunda juga bisa menambahkan jahe ke air mendidih, dan begitu airnya sudah hangat, tambahkan madu, lalu berikan pada buah hati.

4. Madu dan lemon
Lemon kaya akan vitamin C dan antioksidan yang dapat menguatkan tubuh untuk melawan infeksi.

5. Madu, bawang putih, dan lemon
Bawang putih juga dapat melegakan kongesti. Cara pertama menggunakan bahan-bahan ini adalah dengan memasukkan tumbukan 2 siung bawang putih (kecil) ke dalam secangkir air. Didihkan, dan setelah hangat, tambahkan masing-masing 1 sdt lemon serta madu ke dalamnya. Berikan pada anak selagi hangat.

Alternatif lain adalah dengan membuat pasta dari tumbukan bawang putih dicampur madu. Berikan itu pada anak sebanyak 1-2 kali per hari.

6. Madu dan kayu manis
Kayu manis efektif untuk melawan infeksi berkat kandungan antiradang, antijamur, antibakteri, dan antijamurnya. Bunda tinggal menambahkan sejumput bubuk kayu manis ke dalam ½ sdt madu, lalu berikan pada anak 2 kali sehariselama 3 hari. Jika citarasa kayu manis terlalu kuat, maka bunda bisa menyeduh itu ke dalam air hangat yang diberi madu.

7. Madu dan biji merica
Merica mampu merangsang sirkulasi dan aliran dahak. Bunda tinggal menumbuk 3-4 biji merica lalu mendidihkannya ke dalam air. Begitu airnya hangat, tambahkan madu, dan minta anak untuk meminumnya.

8. Madu, kunyit, dan susu
Minuman yang menenangkan lainnya adalah madu (1/2 sdt) yang dicampurkan dalam segelas susu hangat. Tambahkan sejumput bubuk kunyit, lalu berikan itu pada anak sebelum tidur agar batuknya berkurang, begitu pula dengan dahaknya.

Kalau dahaknya terlalu kental, ganti susu dengan air hangat. Kunyit yang bersifat antivirus dan antijamur juga baik untuk menangkal batuk serta radang tenggorokan.

Itulah tadi informasi detil mengenai cara menggunakan madu untuk obat batuk anak. Semoga bermanfaat ya bun?!

Cara Menggunakan Madu Sebagai Obat Batuk Anak

Kamis, 05 September 2019
0
Semburan asap knalpot kendaraan bermotor menyumbang sebagian besar polusi udara di berbagai kota. Tak hanya bikin mata perih, zat-zat polutan yang terkumpul di udara juga bisa membuat kita langsung batuk-batuk, bahkan sesak napas.

Kondisi tersebut menjadi salah satu tanda bahwa polusi udara semakin membahayakan kesehatan. Lantas, adakah cara lainnya untuk mengetahui bahwa polusi udara sudah semakin buruk? Berikut ulasan lengkapnya.

Tanda-tanda polusi udara semakin berbahaya bagi kesehatan

1. Langit tampak buram 
Coba tengok ke atas dan perhatikan kondisi udara atau langit-langit di sekitar Anda. Apakah udaranya tampak bersih dan jernih atau justru kotor dan pekat? Jika langit tampak berkabut dan keabu-abuan, maka hal ini jadi salah satu tanda polusi udara mulai meningkat.

Udara yang tampak lebih pekat dipengaruhi oleh Particulate Matter atau PM2.5. PM2.5 adalah partikel udara berukuran kecil yang turut memengaruhi kualitas udara. Batas aman tahunan PM2.5 adalah 10 µg/m3 dan batas aman hariannya 25 µg/m3.

Semakin besar angka PM2.5, maka partikelnya bisa membuat udara semakin pekat dan buram. Tentu saja, bahayanya bagi kesehatan juga akan semakin besar.

2. Jarak pandang terbatas
Kualitas udara yang buruk bagi kesehatan juga bisa dilihat dari seberapa baik kemampuan Anda saat melihat ke sekitar.

Coba perhatikan kondisi udara di sekitar saat berangkat ke kantor atau lihat situasi langit-langit kota dari kaca gedung tinggi. Jika Anda merasa sulit melihat ke sekitar karena terhalang kabut asap, maka ini pertanda bahwa udara di sekitar Anda tak lagi sehat.

Angka PM2.5 yang tinggi merupakan salah satu faktor yang membuat jarak pandang manusia terbatas karena tertutup kabut asap. Partikel PM2.5 dapat berasal dari asap kendaraan bermotor, rokok, hingga cerobong asap pabrik. Kumpulan asap-asap inilah yang membuat udara semakin hitam pekat dan membatasi jarak pandang manusia.

3. Sering batuk dan meriang
Tak hanya dari kondisi fisik udara saja, tanda polusi udara yang berbahaya juga bisa dirasakan sendiri oleh tubuh. Biasanya, zat-zat polutan dapat menurunkan sistem imun tubuh dan membuat Anda gampang sakit. 

Ketika terpapar polusi, Anda mungkin akan reflek batuk-batuk dan segera menutup hidung dan mulut dengan masker. Hal ini justru menjadi pertanda baik, sebab artinya tubuh sedang memberi tahu Anda bahwa ada zat asing yang mulai 'menggelitik' dan mengiritasi saluran pernapasan Anda. Kemudian, tubuh akan memberikan respon alami berupa batuk untuk mengeluarkan zat-zat asing tadi.

Sakit kepala, nyeri otot, dan 'meriang' juga bisa terjadi ketika Anda keseringan menghirup polusi. Ketika ini terjadi, biasanya pertanda bahwa zat racun polusi sudah masuk lebih jauh dan memengaruhi aliran darah.

4. Muncul gejala sesak napas hingga asma
Kadar ozon yang tinggi dapat mengiritasi sistem pernapasan Anda secara lebih dalam. Bukan lagi sekadar menyebabkan batuk, partikel ozon dapat menurunkan fungsi paru-paru dan bahkan memicu sesak napas hingga serangan asma.

Tak butuh waktu lama, kondisi ini bisa terjadi beberapa jam setelah Anda terkena kabut asap. Semakin cepat gejalanya muncul, artinya semakin parah pula polusi udara di sekitar Anda. Hal ini bisa memicu infeksi saluran pernapasan serius, penyakit jantung, hingga kanker paru-paru.

5. Nilai AQI dan PM2.5 meningkat
Cara tercepat untuk mengetahui apakah udara di sekitar Anda berbahaya atau tidak, Anda bisa memantau nilai AQI dan PM2.5 setiap hari.

Air Quality Index atau AQI adalah indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan polusi udara di sebuah kota. Semakin tinggi angka AQI, maka semakin parah pula tingkat polusi udara di sekitar Anda.

Menurut aplikasi AirVisual, suatu kota dinilai memiliki udara yang buruk jika angka AQI-nya mencapai 201-300. Kondisi ini perlu diwaspadai karena efek polusi tak lagi sekadar bikin batuk atau sesak napas, tapi bisa memicu penyakit paru-paru hingga kanker.

Selain Bikin Sesak, Ini 5 Tanda Polusi Makin Berbahaya Bagi Kesehatan

Senin, 02 September 2019
0

- Copyright © Artikel Kesehatan - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -